Dia bilang aku adalah lelaki yang sangat disayangi dan dicintainya. Aku hadir di saat dia membutuhkan perhatian, aku menuntunnya menjadi gadis periang. Kau tahu sebelum dia mengenalku rasanya senyumannya tidakkan semenawan ini. Kekasihku pernah bilang hidupnya terlalu fakir membayangkan, andai sewaktu-waktu kami tidak bersatu di tempat paling indah dengan cincin melekat di jemarinya dan jemariku.
Tetapi itu adalah cerita kemarin dan sekarang aku telah duduk bersamamu menikmati teh hangat dengan segala cerita-cerita kelam. Padahal dia tidak pernah peduli dan memepermasalahkan tentang pekerjaanku yang belum bisa berkecukupan untuk menghidupinya. Dia tidak pernah menyalahkan bertemu denganku hanya berpadukan kencan sederhana, dia tidak pernah protes kalau kami makan di warung. Dia hanya protes kalau aku tidak menomorsatukannya dan dia marah kalau aku lupa hari jadian kami.
Aku seorang lelaki sama sepertimu teman, perkenankan aku menatap sorot matamu yang tajam. Aku tahu sekarang kau marah. Marah pada kekasihmu dan terluka oleh pilihannya. Tidak ada yang perlu disesali dan dipersalahkan, kau memang layak menangisinya yang lebih memilih meninggalkanmu di saat cintamu dan cintanya tidak terbantahkan.
Sebagai lelaki seharusnya kita sadar bahwa kita bukan hidup di negeri dongeng atau negerinya para legenda. Andaikata kau dan kekasihmu bisa terus bersama dan ia masih setia menanti kejelasanmu untuk melekatkan cincin dijemarinya apakah kau bisa menyanggupinya? Atau kau masih tetap terus meyakinkan untuk menunggumu padahal kau sendiri tidak bisa menentukan kapan waktu itu tiba. Kau tahu perempuan yang selama ini menyayangimu bukan berarti ia sudah benar-benar melupakan atau tidak menyayangimu lagi.
Kemarin kekasihmu tidak protes tentang pekerjaanmu yang belum menentu. Kekasihmu tidak pernah memepermasalahkan kencan bersamamu tidak seperti kencan teman-temannya di rumah makan ternama, di mall, atau di tempat bernuansa romantis lainnya karena ia masih teramat merasakan keromantisan bersamamu walaupun kau dengannya tidak meneguk teh hangat sekalipun.
Sesayang-sayangnya seorang perempuan pada kekasihnya bukan berarti ia akan mau terus menunggu. Suatu saat ia akan bosan dan mencari kepastian terlebih ada lelaki yang berani melekatkan cincin di jemarinya. Perempuan butuh kepastian dan dengan hidup bersama orang yang materinya lebih jelas darimu bukan berarti ia dengan mudahnya dikatakan materialistis.
Mungkin kekasihmu tidak akan menyalahkanmu yang teramat kecewa, ia dengan sukarela membiarkan benih cinta yang kau tanam menjelma butiran-butiran benci. Namun, kau harus tetap tahu kalau ia adalah perempuan yang tercipta dari rusuk lelaki. Yang aku selalu yakini kekasihmu tentu masih menyayangimu, dan merasa nyaman dengan caramu menomorsatukannya.
Teman, aku harus mengulangi sekali lagi agar kau ingat dan jika sewaktu-waktu aku berada di posisimu tolong kau ingatkan padaku. Dia menyayangimu bukan berarti dia akan terus bersamamu. Dia perempuan dan perempuan melekatkan materi di tahapan yang paling tinggi terkadang ia bisa mengalahkan rasa cinta yang tertanam di hatinya. Bukan berarti dengan semudahnya dia bisa dilabeli materialistis tetapi perempuan bisa berpikir secara logis jika menyangkut usianya yang semakin bertambah dan semakin bertambah pula kepastian yang harus ia temukan darimu.
Suatu saat akan ada benih yang tersimpan di rahimnya maka Ia tidak akan rela dan sudi melihat anaknya kelak hidup berkesusahan. Kuharap kau paham jika ia menyanyangimu bukan berarti ia akan terus mau menunggumu. Kau terluka dan ia lebih terluka lagi melihatmu yang tidak bisa menemukan kepastian. Hanya satu kepastian darimu yakni kau menyayanginya dan itu saja tidak akan cukup untuk mengarungi kehidupan jika sudah saling melekat cincin di jemarimu dan jemarinya.
Prapat janji, 22 Maret 2017
Tetapi itu adalah cerita kemarin dan sekarang aku telah duduk bersamamu menikmati teh hangat dengan segala cerita-cerita kelam. Padahal dia tidak pernah peduli dan memepermasalahkan tentang pekerjaanku yang belum bisa berkecukupan untuk menghidupinya. Dia tidak pernah menyalahkan bertemu denganku hanya berpadukan kencan sederhana, dia tidak pernah protes kalau kami makan di warung. Dia hanya protes kalau aku tidak menomorsatukannya dan dia marah kalau aku lupa hari jadian kami.
Aku seorang lelaki sama sepertimu teman, perkenankan aku menatap sorot matamu yang tajam. Aku tahu sekarang kau marah. Marah pada kekasihmu dan terluka oleh pilihannya. Tidak ada yang perlu disesali dan dipersalahkan, kau memang layak menangisinya yang lebih memilih meninggalkanmu di saat cintamu dan cintanya tidak terbantahkan.
Sebagai lelaki seharusnya kita sadar bahwa kita bukan hidup di negeri dongeng atau negerinya para legenda. Andaikata kau dan kekasihmu bisa terus bersama dan ia masih setia menanti kejelasanmu untuk melekatkan cincin dijemarinya apakah kau bisa menyanggupinya? Atau kau masih tetap terus meyakinkan untuk menunggumu padahal kau sendiri tidak bisa menentukan kapan waktu itu tiba. Kau tahu perempuan yang selama ini menyayangimu bukan berarti ia sudah benar-benar melupakan atau tidak menyayangimu lagi.
Kemarin kekasihmu tidak protes tentang pekerjaanmu yang belum menentu. Kekasihmu tidak pernah memepermasalahkan kencan bersamamu tidak seperti kencan teman-temannya di rumah makan ternama, di mall, atau di tempat bernuansa romantis lainnya karena ia masih teramat merasakan keromantisan bersamamu walaupun kau dengannya tidak meneguk teh hangat sekalipun.
Sesayang-sayangnya seorang perempuan pada kekasihnya bukan berarti ia akan mau terus menunggu. Suatu saat ia akan bosan dan mencari kepastian terlebih ada lelaki yang berani melekatkan cincin di jemarinya. Perempuan butuh kepastian dan dengan hidup bersama orang yang materinya lebih jelas darimu bukan berarti ia dengan mudahnya dikatakan materialistis.
Mungkin kekasihmu tidak akan menyalahkanmu yang teramat kecewa, ia dengan sukarela membiarkan benih cinta yang kau tanam menjelma butiran-butiran benci. Namun, kau harus tetap tahu kalau ia adalah perempuan yang tercipta dari rusuk lelaki. Yang aku selalu yakini kekasihmu tentu masih menyayangimu, dan merasa nyaman dengan caramu menomorsatukannya.
Teman, aku harus mengulangi sekali lagi agar kau ingat dan jika sewaktu-waktu aku berada di posisimu tolong kau ingatkan padaku. Dia menyayangimu bukan berarti dia akan terus bersamamu. Dia perempuan dan perempuan melekatkan materi di tahapan yang paling tinggi terkadang ia bisa mengalahkan rasa cinta yang tertanam di hatinya. Bukan berarti dengan semudahnya dia bisa dilabeli materialistis tetapi perempuan bisa berpikir secara logis jika menyangkut usianya yang semakin bertambah dan semakin bertambah pula kepastian yang harus ia temukan darimu.
Suatu saat akan ada benih yang tersimpan di rahimnya maka Ia tidak akan rela dan sudi melihat anaknya kelak hidup berkesusahan. Kuharap kau paham jika ia menyanyangimu bukan berarti ia akan terus mau menunggumu. Kau terluka dan ia lebih terluka lagi melihatmu yang tidak bisa menemukan kepastian. Hanya satu kepastian darimu yakni kau menyayanginya dan itu saja tidak akan cukup untuk mengarungi kehidupan jika sudah saling melekat cincin di jemarimu dan jemarinya.
Prapat janji, 22 Maret 2017
0 Response to "Perempuan yang tidak bisa menunggumu"
Post a Comment