Aku menyangimu dengan segenap hati dan perasaan yang paling kasih di antara jalinan kasih yang pernah kudapatkan sebelum aku melewati cerita bersamamu. Aku pernah tidak mendengarkanmu ketika kau sedang asyik-asyiknya berbagi cerita-cerita tentang teman-temanmu. Aku pernah memotong pembicaraanmu, sedangkan kau sangat ingin didengarkan.
Aku selalu lupa kalau kau adalah kekasihku dan sebagai kekasihmu seharusnya aku bisa memperlakukanmu berbeda dengan perempuan-perempuan lainnya. Aku lupa kalau kau adalah perempuan yang hanya ingin didengarkan.
Pernah suatu ketika kau marah padaku yang masih gagap untuk tidak mengalihkan pembicaraan, padahal kau adalah pemeran tunggal yang hanya butuh pendengar saja. Seharusnya aku sudah mulai bisa terbiasa jikalau nanti kita sedang berdua di taman atau duduk di lesehan pinggir jalan menikmati sate madura. Tempat romantis yang selalu kuingat adalah di saat kita sedang menikmati makan-makan di tempat sederhana itu. Aku payah mengingat kencan kita berdua di mall karena ketika aku mengingat-ingat mall yang ada dibenakku hanya permainan sejenis timezone dan toko buku.
Terkadang ada lelaki yang mudah menjadi pendengar yang baik. Bisa mendengarkan kekasihnya berbicara sampai selesai. Menjadi pendengar yang seperti itu rasanya terlampau sulit untuk bisa kuikuti jejaknya. Kau perlu tahu, aku tidak bisa menjadi pendengar yang baik. Padahal aku bisa saja pura-pura mendengarkanmu berbicara tentang cerita-ceritamu. Tentang rambutmu yang mau kau potong, tentang model rambut masa kini, tentang pilihan baju yang akan kau kenakan di saat ke pesta temanmu dan cerita-cerita penting lainnya.
Aku pernah bertanya kepada satu perempuan katakanlah teman yang bisa dianggap sebenar-benarnya teman. Ia mengatakan bahwa perempuan memang suka bercerita dan tempat ternyaman dan menenangkan bercerita baginya adalah kepada kekasihnya.
Kekasihku, aku menantikan cerita-ceritamu yang teramat penting untuk kau perdengarkan padaku. Harus kuakui aku selalu mengabaikan certa-cerita pentingmu itu. Tapi kelak jika kau memercayai kembali padaku, akan cerita-ceritamu yang sempat kau berikan pada lelaki lain atau sahabatmu yang lain. Aku akan siap mendengarkan cerita-ceritamu itu. Kau harus sabar jikalau aku sewaktu-waktu aku tidak bisa mendengarkan cerita-ceritamu sampai tuntas.
Aku merindukanmu duduk di lesehan pinggir jalan menikmati sate madura dan memandangi indah senyumanmu.
Prapat Janji, 20 Maret 2017
Aku selalu lupa kalau kau adalah kekasihku dan sebagai kekasihmu seharusnya aku bisa memperlakukanmu berbeda dengan perempuan-perempuan lainnya. Aku lupa kalau kau adalah perempuan yang hanya ingin didengarkan.
Pernah suatu ketika kau marah padaku yang masih gagap untuk tidak mengalihkan pembicaraan, padahal kau adalah pemeran tunggal yang hanya butuh pendengar saja. Seharusnya aku sudah mulai bisa terbiasa jikalau nanti kita sedang berdua di taman atau duduk di lesehan pinggir jalan menikmati sate madura. Tempat romantis yang selalu kuingat adalah di saat kita sedang menikmati makan-makan di tempat sederhana itu. Aku payah mengingat kencan kita berdua di mall karena ketika aku mengingat-ingat mall yang ada dibenakku hanya permainan sejenis timezone dan toko buku.
Terkadang ada lelaki yang mudah menjadi pendengar yang baik. Bisa mendengarkan kekasihnya berbicara sampai selesai. Menjadi pendengar yang seperti itu rasanya terlampau sulit untuk bisa kuikuti jejaknya. Kau perlu tahu, aku tidak bisa menjadi pendengar yang baik. Padahal aku bisa saja pura-pura mendengarkanmu berbicara tentang cerita-ceritamu. Tentang rambutmu yang mau kau potong, tentang model rambut masa kini, tentang pilihan baju yang akan kau kenakan di saat ke pesta temanmu dan cerita-cerita penting lainnya.
Aku pernah bertanya kepada satu perempuan katakanlah teman yang bisa dianggap sebenar-benarnya teman. Ia mengatakan bahwa perempuan memang suka bercerita dan tempat ternyaman dan menenangkan bercerita baginya adalah kepada kekasihnya.
Kekasihku, aku menantikan cerita-ceritamu yang teramat penting untuk kau perdengarkan padaku. Harus kuakui aku selalu mengabaikan certa-cerita pentingmu itu. Tapi kelak jika kau memercayai kembali padaku, akan cerita-ceritamu yang sempat kau berikan pada lelaki lain atau sahabatmu yang lain. Aku akan siap mendengarkan cerita-ceritamu itu. Kau harus sabar jikalau aku sewaktu-waktu aku tidak bisa mendengarkan cerita-ceritamu sampai tuntas.
Aku merindukanmu duduk di lesehan pinggir jalan menikmati sate madura dan memandangi indah senyumanmu.
Prapat Janji, 20 Maret 2017
0 Response to "Cerita-cerita pentingmu"
Post a Comment