Pada bagian ini, jika memang harus kuceritakan di masa-masa lampau, di mana aku terlalu sulit menepis segala mimpi-mimpi yang selalu menghantuiku, mungkin terlalu pedih untuk kau bayangkan. Kau tahu bayangan dan senyumannya selalu hadir dalam tidurku, padahal tidak pernah aku coba berusaha mengingat-ingat lagi cerita tentangnya. Jika kau nanti, atau kini kau telah menemukan orang yang kau cintai, tentu kau sudah tahu rasanya jatuh cinta dan teramat menyenangkan.
Cinta tidak bisa diceritakan dengan sempurna lewat kata-kata, ia hanya bisa dirasakan dengan keheningan, ketulusan, dan ketenangan. Lantas kalau kau bisa memercayai dan saling mencintai antara kau dan kekasihmu, maka alangkah menyenangkan cerita cintamu.
Aku pernah memiliki cerita tentangnya, perempuan yang ada pada lembaran pertama di buku yang telah kututup rapat-rapat. Aku bercerita padamu, bukan berarti kau bisa sesukamu mengatakan bahwa aku masih menempatkan cerita tentangnya pada tempat yang paling indah. Kupastikan sekali lagi padamu, cerita tentangnya telah usai setelah aku menyembuhkan segala luka yang paling luka yang pernah kami ciptakan.
Namun, harus kuakui walaupun ceritaku bersama dengannya telah benar-benar selesai, tetap saja ada kecanggungan di antara tatapanku dan tatapannya. Aku tidak akan menerka-nerka kecanggungan yang dirasakannya melihatku. Aku hanya akan menceritakan padamu kecanggunganku melihatnya. Aku canggung melihatnya masih tetap secantik seperti dulu aku bersamanya. Aku canggung melihatnya menatapku malu-malu dan rona merah pipinya. Hanya saja kecanggunganku menatap matanya tidak akan pernah mengubah segala ceritaku dan ceritanya.
Kalau kau nanti bertemu kembali dengan orang yang pernah melewati hari-hari bersamamu, kau tentu akan merasakan apa yang kurasakan. Mungkin juga rasa canggungmu melebihi canggungku. Kalau kau masih menyayanginya tidak usah malu-malu untuk mengakuinya. Tetapi kalau dia tidak lagi menginginkan kau mengisi hari-harinya lagi, sepantasnya kau sudahi saja lagu-lagu cintamu untuknya.
Kita hidup bukan di masa lalu, maka jalanilah masa-masa yang kini sedang kau jalani. Kau boleh terus memperjuangkan segala sesuatu yang kau yakini baik untukmu, tetapi apakah keinginanmu itu diinginkannya atau justru dia tidak menginginkannya.
Kalau kau bertanya padaku tentang perasaanku padanya, jawabanku tidak akan pernah berubah. Ceritaku dan ceritanya telah kami usaikan dengan segala luka yang tidak mungkin kuceritakan padamu di masa ini. Mungkin di masa nanti, kau akan menjadi orang pertama yang akan mendengarkan ceritaku dengannya.
Prapat Janji, 29 Maret 2017
Cinta tidak bisa diceritakan dengan sempurna lewat kata-kata, ia hanya bisa dirasakan dengan keheningan, ketulusan, dan ketenangan. Lantas kalau kau bisa memercayai dan saling mencintai antara kau dan kekasihmu, maka alangkah menyenangkan cerita cintamu.
Aku pernah memiliki cerita tentangnya, perempuan yang ada pada lembaran pertama di buku yang telah kututup rapat-rapat. Aku bercerita padamu, bukan berarti kau bisa sesukamu mengatakan bahwa aku masih menempatkan cerita tentangnya pada tempat yang paling indah. Kupastikan sekali lagi padamu, cerita tentangnya telah usai setelah aku menyembuhkan segala luka yang paling luka yang pernah kami ciptakan.
Namun, harus kuakui walaupun ceritaku bersama dengannya telah benar-benar selesai, tetap saja ada kecanggungan di antara tatapanku dan tatapannya. Aku tidak akan menerka-nerka kecanggungan yang dirasakannya melihatku. Aku hanya akan menceritakan padamu kecanggunganku melihatnya. Aku canggung melihatnya masih tetap secantik seperti dulu aku bersamanya. Aku canggung melihatnya menatapku malu-malu dan rona merah pipinya. Hanya saja kecanggunganku menatap matanya tidak akan pernah mengubah segala ceritaku dan ceritanya.
Kalau kau nanti bertemu kembali dengan orang yang pernah melewati hari-hari bersamamu, kau tentu akan merasakan apa yang kurasakan. Mungkin juga rasa canggungmu melebihi canggungku. Kalau kau masih menyayanginya tidak usah malu-malu untuk mengakuinya. Tetapi kalau dia tidak lagi menginginkan kau mengisi hari-harinya lagi, sepantasnya kau sudahi saja lagu-lagu cintamu untuknya.
Kita hidup bukan di masa lalu, maka jalanilah masa-masa yang kini sedang kau jalani. Kau boleh terus memperjuangkan segala sesuatu yang kau yakini baik untukmu, tetapi apakah keinginanmu itu diinginkannya atau justru dia tidak menginginkannya.
Kalau kau bertanya padaku tentang perasaanku padanya, jawabanku tidak akan pernah berubah. Ceritaku dan ceritanya telah kami usaikan dengan segala luka yang tidak mungkin kuceritakan padamu di masa ini. Mungkin di masa nanti, kau akan menjadi orang pertama yang akan mendengarkan ceritaku dengannya.
Prapat Janji, 29 Maret 2017
0 Response to "Bertemu Kembali dengan yang Telah Pergi"
Post a Comment