Aku dan Satu Sahabat

Kita selalu menghabiskan waktu bersama, kadang aku yang menemuimu atau kau yang menemuiku. Kau adalah sahabatku yang selalu bercerita tentang seluruh cerita-ceritamu dan aku juga tidak pernah menyembunyikan satu cerita pun kepadamu. Jika aku terus mengingat-ingat memori tentangmu, mungkin hanya padamu seluruh cerita-ceritaku kukisahkan padamu. Begitu banyak teman dan kawan yang ada di sekeliling kita dan aku meyakini hanya kaulah sahabatku. Aku tidak kecewa jika kau tidak merasakan seperti yang aku rasakan, karena persahabatan seperti halnya cinta ia tidak bisa dipaksakan. Ia akan mengalir apa adanya.

Kau masih ingat ketika kita pernah bercanda ria bersama orang tua yang telah renta di teras rumahnya? Kita membuatnya terpingkal-pingkal dan aku menanyai rahasia umurnya yang begitu panjang. Ia terlihat selalu tampak bersemangat untuk hidup lebih lama lagi. Di usianya yang sangat begitu senja harapan dan keyakinannya masih terus terasah. Dia memang tidak memberikan jawaban yang mudah untuk kita pahami. Hanya saja ia menyelipkan satu keyakinan di dalam dirinya untuk jangan pernah menyerah dalam menghadapi segala hal yang datang menghampiri kita.

Coba kau ingat kembali ketika dia berulang kali meyakinkan pada kita untuk tetap yakin dan jangan pernah menyerah dalam menghadapi segala hal. Kita memang tidak menemukan jawaban tentang rahasia umurnya yang begitu panjang tetapi ia memberikan kita pelajaran untuk tidak pernah menyerah.

Sekarang kau dan aku sedang berdua di antara nyala lampu yang temaram, kulihat kau begitu penuh amarah kekecewaan tentang pedihnya sandiwara yang begitu lihai diperankan kekasihmu. Kau bercerita tentang kekasihmu yang telah membuatmu terluka dengan segala sandiwara yang diperankannya bersama lelaki lain. Kau memaksaku menilaimu dan dirinya dari segi penampilan, katakahlah wajahmu dan wajahnya mana yang lebih memesona. Hal yang mustahil bisa kulakukan dan aku tidak mungkin bisa menjawabnya.

Jika kau suruh aku membandingkan kemolekan satu wanita dengan wanita lainnya barangkali akulah rajanya.

Kau bilang kekasihmu telah mendua, dan tampaknya kau berada di pihak yang mengalami kekalahan telak. Jangan marah aku mengatakan padamu kalau kau telah kalah telak oleh kekasihmu dan juga sainganmu yang telah mendahuluimu tanpa kau ketahui sebelumnya. Sebaiknya kau berterima kasih padaku, juga pada kekasihmu yang telah membuka matamu bahwa kau memang tidak pantas untuknya. Kau berterima kasih padaku karena akulah sahabatmu yang tidak akan pernah berkeinginan menjerumuskanmu ke dalam pedihnya pengkhianatan.

Aku tidak menyarankanmu mencari pengganti kekasihmu hari ini juga, atau kau bersenang-senang dengan perempuan lainnya atau ketika semangatmu terlalu membara hendak bertemu dengan lelaki yang menjadikanmu terlihat bodoh ini. Jika kau melakukan itu, maka kau sama saja melampiaskan amarahmu terhadap mereka yang tidak pantas memeroleh amarahmu.

Sahabatku, kau ingat tidak cerita kita bersama orang tua renta di teras rumahnya di masa silam. Ia mengatakan pada kita jangan pernah menyerah menghadapi segala hal yang menghampiri kita. Itulah rahasia ia menjalani dan rasanya layak dan pantas untuk kau terapkan di masaa ini.

Lihatlah bulan memang telah menghilang seperti kau yang kehilangan kepercayaan tentang kekasihmu. Tidak usah kau katakan padaku kalau kau masih berharap mendapatkan cintanya lagi dan kau masih menginginkannya. Sebaiknya kau nikmati saja harimu bersamaku juga bersama teman-temanmu. Tentunya bukan teman yang malah menjerumuskanmu ketika kau sedang dinaungi kegelisahan. Jika kau tidak keberatan bagaimana kalau kita berkunjung ke rumah orang tua renta itu kembali, biar kita buat dia tertawa terpingkal-pingkal lagi. Sudah banyak pertanyaan yang hendak kukatakan, barangkali aku beruntung dan dia mau menjawabnya tanpa memaksa kita mencari jawabannya di sela-sela tawanya. Kalau kau ada waktu datang saja ke rumahku atau kau bisa hubungi nomor teleponku. Maka secepatnya aku bergegas menjumpaimu.

Bila nanti kau masih tetap tidak bisa melupakan kekasihmu atau kau tetap menginginkannya menjadi kekasihmu kembali, tenang saja aku akan tetap mendukungmu dengan cara-caraku yang tidak akan kau temukan bersama temanmu yang lain. Namun, setelah kau menyadari kegelisahanmu tidak berarti sama sekali, maka secepat itu pula aku akan senang mendengar kau kembali riang. 
 
Prapat Janji, 4 April 2017

0 Response to "Aku dan Satu Sahabat"

Post a Comment