Maafkan Aku Bu yang Tetap Menyayangi Putrimu

Bu, tidak ada yang meragukan kasih sayang yang kau curahkan pada buah hatimu. Sekarang buah hatimu telah tumbuh menjadi putri dewasa. Kau tentu tidak berbeda jauh  dengan seluruh ibu di dunia ini yang mendambakan putrinya hidup bersama lelaki yang telah mapan, dewasa, bertanggungjawab dan bisa menuntun putrimu menjadi perempuan yang penuh dengan kelembutan sama sepertimu yang terbiasa menebar kasih yang paling tulus pada anak-anakmu. Kita memang jarang berbicara dan aku pun masih canggung memulai pembicaraan jika sewaktu-waktu kau dan aku duduk berbincang-bincang satu sama lainnya.

Aku tahu kau masih belum bisa menerima kenyataan, bahwa putrimu menyayangiku dan aku pun sangat menyayanginya. Alasanmu tentu saja sangat sederhana, aku belum mapan dan kau takut putrimu tidak akan bisa berlama-lama memetik benih kegembiraan yang kami tanam atas nama kasih. Apakah kau meragukan kesungguhan cintaku pada anakmu? Bu, kau tidak salah meragukanku kemapananku, tetapi perkenankan aku membuktikan padamu bahwa aku sangat layak untuk putrimu.
 
Kalau kau tetap tidak menginginkan aku bersama putrimu, maka maafkan aku bu, jika aku tetap akan bersikeras dan tetap akan memperjuangkan cintaku pada putrimu. Seandainya putrimu tidak menginginkanku menjadi imamnya tentu aku akan pergi menjauh dan meninggalkan segala cerita-cerita yang telah kami tuliskan. Tapi semakin bertambahnya usia putrimu dan usiaku, kami semakin terampil mengasah kasih dan tak ada lagi yang harus kucari karena semua telah ada pada putrimu.
 
Kesempurnaan memang hanya dimiliki sang maha pencipta, tetapi kau juga perlu tahu Bu, aku menemukan kesempurnaan kasih pada putrimu. Aku mohon mengertilah, semakin kau membenciku atau kau menginginkanku berpisah dengan putrimu maka semakin kuat kasih dan cintaku pada putrimu dan kau juga harus memahami bahwa putrimu juga mencintaiku dan teramat menginginkanku menjadi imam untuknya kelak.

Terserah padamu, kalau kau bilang aku tidak tahu diri. Yang aku tahu rasa sayangku pada putrimu adalah sebenar-benarnya sayang. Kau boleh membenciku selama yang kau mau Bu. Tenang saja aku akan tetap memperlakukanmu seperti ibuku sendiri. Sebagaimana aku menyayangi ibuku maka seperti itulah aku akan menyayangimu. Dan putrimu adalah kebangganku yang layak harus diperjuangkan.

Jika nanti kami telah menjadi sepasang kekasih yang telah terikat pada ikatan yang paling suci, aku akan tetap menyayanginya sama seperti masa-masa kau tidak menginginkanku hadir menemani hari-harinya. Akan kutunjukkan padamu, tetapi yang paling ingin kubuktikan hanya satu padamu Bu, kasihku yang terbaik dari segala keresahanmu dengan ketidakmapananku. 
 
Maafkan aku Bu, yang tetap akan menyayangi putrimu walaupun kau tetap terus masih tidak menginginkanku menjadi imam putrimu kelak.
 
Prapat Janji, 27 Maret 2017



 

 

 

0 Response to "Maafkan Aku Bu yang Tetap Menyayangi Putrimu"

Post a Comment