Kau Bukan Lelaki romantis

Sebagai seorang teman, aku bukan hanya turut bahagia melihatmu bersama kekasihmu yang telah menjadikanmu imam baginya. Lebih hanya sekadar turut bahagia, mungkin kalau kau dan kekasihmu adalah orang paling yang bahagia di saat itu maka aku orang yang ketiga bahagia setelah kau dan kekasihmu. Kedatanganku di pesta pernikahanmu kau sambut sangat antusias. Aku senang kau dan kekasihmu telah benar-benar membuktikan bahwa cintamu kepadanya dan cintanya kepadamu bukan hanya cinta sepasang muda-mudi yang sedang dimabuk asmara.

Kau tentu tahu bukan, sepasang muda-mudi yang sedang dimabuk asmara kadar cinta mereka hanya sebatas impian, tidak lebih dari apapun. Mereka mudah goyah dan berpaling pada lelaki lain dan lelaki mereka lebih bersemangat membanding-bandingkan kecantikan perempuannya. Hari-hari mereka dilalui dengan keindahan cinta yang teramat semu untuk disandingkan dengan kisah cintamu dengan kekasihmu.

Aku masih ingat saat pertama kali kau mengajakku bertemu dengan kekasihmu di rumah ayah ibunya. Mungkin lebih tepatnya belum menjadi kekasihmu karena kau masih terlalu canggung mengungkapkannya. Sepanjang jalan kau terus bercerita padaku tentang cara terbaik untuk mengungkapkan perasaanmu. Kau takut dia tidak memiliki perasaan yang sama sepertimu. Kau takut dia sudah menjadi kekasih orang lain. Kau terus bercerita kegelisahanmu yang benar-benar tidak pernah kulihat selama kita berteman sebelumnya. Satu lagi yang aku masih ingat tentang puja-pujamu terhadapnya kalau kau menyukai kelembutan yang terpancar setiap kali kau menatap wajahnya.

Setiap kau bercerita tentangnya aku bingung hendak memulai dari mana menjawab segala kegelisahanmu. Seingatku sepanjang hidup ini hanya sekali mengungkapkan perasaanku tepat di hadapan seorang perempuan dan aku pun tidak tahu cara mengulangnya lagi untukmu. Yang aku tahu saat kau bercerita tentangnya kau selalu ingin menjadi yang terbaik untuknya.

Kau boleh berbangga hati dan aku lebih senang lagi kau tetap seperti temanku semasa kita selalu bersama-sama. Jika ada waktu yang meringankan kakimu berkunjung menemuiku atau aku menemuimu bersama keluarga kecilmu, rasanya aku sangat bersemangat untuk melihat kecerianmu dan keluarga kecilmu.

Apakah kau masih penasaran dengan segala kegelisahan yang kau ceritakan padaku tentang mengungkapkan perasaanmu pada kekasihmu yang sekarang telah menjadi keluarga kecilmu? Apa kau masih menyimpan bingkisan kado yang kuberikan padamu? Kau tentu sudah tahu bingkisan yang kuberikan padamu hanyalah sebuah jam dinding. Sebagai seorang teman maafkan aku yang hanya memberikanmu dan kekasihmu bingkisan teramat sederhana. Anggap saja jam itu telah tiada. Namun, setidaknya kau masih mengingat satu cerita yang kusajikan di bingkisan kado dengan tulisan tanganku bukan?

Kalau kau lupa juga tak mengapa teman, tetapi aku yakin kau masih ingat ketika sepanjang jalan kau terus bercerita tentang kecanggunganmu mengungkapkan perasaanmu dan kau terus bertanya padaku cara mengungkapkan perasaanmu padanya. Aku tidak tahu menjawab segala kegelisahanmu di masa itu dan aku adalah orang yang tidak suka menjawab pertanyaan yang aku tak bisa menemukan jawabannya.

Lantas kau menutup kegelisahanmu ketika aku tidak memberimu jawaban pasti dengan mengatakan kau selalu ingin menjadi yang terbaik untuknya. Jam yang kuberikan bersamaan dengan cerita-cerita yang kutuliskan di bingkisan itu adalah jawaban dari segala kegelisahanmu. Aku menemukan jawabannya tepat di saat beberapa jam sebelum pesta pernikahanmu. Aku tersadar bahwa kau selalu ingin menjadi yang terbaik untuknya dan bagiku itu adalah ungkapan perasaan yang teramat baik dan layak didapatkan seorang perempuan terlebih perempuan itu adalah orang yang teramat kita sayangi.

Detak jam terus berputar, hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Untuk itulah aku ingin kau terus mengingat-ingat kegelisahanmu saat pertama kali bertemu dengannya. Kau memang bukan lelaki romantis yang pernah kukenal tetapi kau adalah lelaki yang mengajarkanku untuk terus belajar menjadi lebih baik dalam mencintai perempuanku.
Prapat Janji, 23 Maret 2017








 

0 Response to "Kau Bukan Lelaki romantis"

Post a Comment