Kau Bukan Pilihan Pertamaku

Tidak ada kesedihan yang mengiringiku jika nanti kau tidak mampu menunggu kepastian dariku. Kita bertemu di waktu yang kurang tepat, aku telah memiliki kekasih dan sangat menyayanginya. Kau datang memasuki sedikit hari-hariku dan aku sedikit tergoda oleh ketenanganmu, kebaikanmu, kesederhanaanmu, dan kau tidak suka berdandan dengan berbagai make-up seperti kebanyakan perempuan yang pernah kujumpai. Kau tampak tetap cantik dan sangat cantik, walau tanpa ada satu sentuhan kosmetik di wajahmu.

Semenjak pertemuan pertama kita, kau rajin bertanya-tanya tentang hal-hal pribadi. Ada banyak pertanyaanmu tentang kekasihku dan aku sangat ingat tiga pertanyaan yang kau inginkan agar aku memberikan jawaban padamu. Kau menanyai kekasihku ada di mana, kau menanyai sifat-sifat kekasihku, dan kau ingin tahu bagaimana kecantikannya dibandingkanmu. Senyumku menyertai seluruh pertanyaanmu mengenai kekasihku dan satu jawaban yang kuberikan padamu setidaknya bisa menjelaskan seluruh rasa penasaranmu bahwa aku tidak akan berhenti untuk terus menginginkannya selama ia juga menginginkanku untuk terus bersamanya.

Kau terdiam sejenak seakan-akan aku telah memupuskan semangatmu. Di sela-sela matamu yang berbinar  kau memberanikan diri kembali  menanyai hubungan kita dan kau mengatakan padaku rasa nyamanmu bersama denganku. Ketika kau mengatakan rasa nyamanmu bersamaku dan aku masih ingat tanganmu memegang kedua tanganku dan menatap penuh dengan rasa sayang. Aku tak kuasa berlama-lama menatapmu. Aku tidak ingin melihatmu bersedih dengan harapan-harapan yang kau bangun sendiri.

Sampai sekarang aku tetap yakin bahwa kau perempuan yang sangat baik, tenang, sederhana, dan kau sangat diinginkan oleh para lelaki terlebih kecantikanmu yang teramat elok untuk terus dipandangi. Lelaki yang bersamamu tentu sangat beruntung. Jika saja aku tidak memiliki kekasih, sudah pasti tidak akan kusia-siakan hadirmu padaku.

Sulit rasanya mengabaikanmu, tetapi harus bagaimana lagi kau bukan pilihan pertamaku dan aku tidak pernah untuk memilihmu selagi aku bersama dengan kekasihku. Aku lelaki yang paling sulit menjanjikan sesuatu pada siapapun. Namun, aku pernah berjanji padamu jika nanti aku dan kekasihku tidak bisa dipersatukan, maka aku akan menjemputmu di rumah ibu bapamu. Yakinilah, jika aku sudah mengucap satu janji maka sulit bagiku untuk mengingkarinya dan jika aku sudah melangkahkan kaki maka sulit bagiku untuk menghentikan langkah itu.

Aku harap kau mengerti, tidak ada satu tempat untukmu di hatiku. Kekasihku masih paling kuingini di masa ini dan aku tidak akan pernah menukarnya denganmu walau kau tampak sekilas lebih menjanjikan ketenangan. Apa kau sabar menantikanku? Sebaiknya kau tidak usah menantikanku. Kau perempuan yang sempurna untuk seluruh lelaki yang mendambakan ketenangan, kesederhanaan, dan pengagum kecantikan.

Prapat Janji, 9 April 2017







 

0 Response to "Kau Bukan Pilihan Pertamaku"

Post a Comment