Terkadang ada dua hati yang masih menyimpan perasaan yang sama, katakanlah aku atau kau yang masih saling menyayangi, tetapi tidak pernah untuk bersama dan malah memutuskan membangun cerita bersama orang lain yang tidak pernah terpikirkan olehmu atau olehku sama sekali. Kita berpisah bukan karena tidak ada lagi tumbuh benih cinta di hatimu, tidak pula rasa sayangku padamu memudar. Kita berpisah bukan karena ibumu. Bukan karena ayahmu atau ibuku. Kita berpisah bukan karena perbedaan karena yang aku tahu kita sama. Saling menyayangi, saling memberi kepercayaan dan saling suka tidak membesar-besarkan masalah.
Benih-benih cinta yang bermekaran di hatimu dan di hatiku tidak ada yang meragukannya. Hanya ada satu kesalahan yang kubuat dan memang semua salahku sebagai seorang lelaki yang terlalu cepat menumbuhkan benih-benih cinta pada sepasang matamu dan menyimpankannya di relung hatimu. Andai aku adalah lelaki yang telah tumbuh dewasa, bukan lelaki yang berusia belasan tahun yang terlalu mudah membuat satu penyelesaian walau pada ujungnya rasamu dan rasaku pada masa itu tidak pernah berujung.
Ketika melangkahkan kaki maka sulit rasanya akan kembali memutar haluan. Itulah aku dan kulihat kau belajar dariku, selama kau bersama denganku dan sepertinya kau cepat menguasai perihal yang ada padaku.
Kau tidak pernah lagi berbicara padaku atau ketika kau denganku bertemu pada satu keadaan yang tidak kita pikirkan sebelumnya, terlihat jelas kau berpaling. Aku juga sama sepertimu ketika kau berpaling maka berpalinglah aku. Kalau tidak salah, ketika kita baru-baru berpisah kau masih gemar menanyai keadaanku dan kau masih merindukanku. Aku juga merindukanmu dan caraku melepas rindu padamu menatap bingkai-bingkai kenangan di foto-foto kita.
Teman-temanmu selalu bertanya padaku pertengkaran apa yang membuat kita mengusaikan semua cerita yang luar biasa ini. Kalau tidak salah banyak teman-temanmu dan juga temanku menginginkan hubungan seperti yang kita ciptakan. Selalu tampak bahagia dan kita memang bahagia bukan? Tidak ada kencan kita yang berakhir tangis dan tidak pernah kau menangis sedih di pelukanku. Kau selalu tertawa dan aku juga tidak pernah berpikir akan ada perpisahan setiap kali aku jatuh cinta. Aku harus jujur padamu juga pada semua orang, kalau kau memang sangat spesial dan terlalu sulit melupakan cerita tentangmu.
Kita berpisah bukan karena pertengkaran, kita berpisah bukan karena aku cemburu padamu, mungkin kau mencemburuiku ketika aku membisikkan di telingamu ada satu perempuan yang membuatku bisa berpaling. Kau marah, namun cepat-cepat kau menyimpan amarahmu dengan senyuman dan suara khasmu, seakan-akan kau tidak peduli.
Sampai detak waktu di masa ini, tidak ada satu pun kuceritakan cerita seutuhnya tentang kita yang telah berakhir, di mana kita masih memiliki perasaan yang sama. Sepertinya kau pun merahasiakannya pada lelakimu dan pada sahabat dekatmu.
Jika aku bisa kembali pada masa kita memutuskan berpisah, di kala kau dan aku masih saling menyayangi, aku tidak akan ragu untuk kembali tidak bersamamu. Aku hanya akan memelukmu erat sekali dan mengecup keningmu untuk yang terakhir kalinya agar aku bisa cepat melupakanmu dan kau juga bisa melupakanku dengan tidak dalam keadaan bimbang.
Prapat Janji, 7 April 2017
Benih-benih cinta yang bermekaran di hatimu dan di hatiku tidak ada yang meragukannya. Hanya ada satu kesalahan yang kubuat dan memang semua salahku sebagai seorang lelaki yang terlalu cepat menumbuhkan benih-benih cinta pada sepasang matamu dan menyimpankannya di relung hatimu. Andai aku adalah lelaki yang telah tumbuh dewasa, bukan lelaki yang berusia belasan tahun yang terlalu mudah membuat satu penyelesaian walau pada ujungnya rasamu dan rasaku pada masa itu tidak pernah berujung.
Ketika melangkahkan kaki maka sulit rasanya akan kembali memutar haluan. Itulah aku dan kulihat kau belajar dariku, selama kau bersama denganku dan sepertinya kau cepat menguasai perihal yang ada padaku.
Kau tidak pernah lagi berbicara padaku atau ketika kau denganku bertemu pada satu keadaan yang tidak kita pikirkan sebelumnya, terlihat jelas kau berpaling. Aku juga sama sepertimu ketika kau berpaling maka berpalinglah aku. Kalau tidak salah, ketika kita baru-baru berpisah kau masih gemar menanyai keadaanku dan kau masih merindukanku. Aku juga merindukanmu dan caraku melepas rindu padamu menatap bingkai-bingkai kenangan di foto-foto kita.
Teman-temanmu selalu bertanya padaku pertengkaran apa yang membuat kita mengusaikan semua cerita yang luar biasa ini. Kalau tidak salah banyak teman-temanmu dan juga temanku menginginkan hubungan seperti yang kita ciptakan. Selalu tampak bahagia dan kita memang bahagia bukan? Tidak ada kencan kita yang berakhir tangis dan tidak pernah kau menangis sedih di pelukanku. Kau selalu tertawa dan aku juga tidak pernah berpikir akan ada perpisahan setiap kali aku jatuh cinta. Aku harus jujur padamu juga pada semua orang, kalau kau memang sangat spesial dan terlalu sulit melupakan cerita tentangmu.
Kita berpisah bukan karena pertengkaran, kita berpisah bukan karena aku cemburu padamu, mungkin kau mencemburuiku ketika aku membisikkan di telingamu ada satu perempuan yang membuatku bisa berpaling. Kau marah, namun cepat-cepat kau menyimpan amarahmu dengan senyuman dan suara khasmu, seakan-akan kau tidak peduli.
Sampai detak waktu di masa ini, tidak ada satu pun kuceritakan cerita seutuhnya tentang kita yang telah berakhir, di mana kita masih memiliki perasaan yang sama. Sepertinya kau pun merahasiakannya pada lelakimu dan pada sahabat dekatmu.
Jika aku bisa kembali pada masa kita memutuskan berpisah, di kala kau dan aku masih saling menyayangi, aku tidak akan ragu untuk kembali tidak bersamamu. Aku hanya akan memelukmu erat sekali dan mengecup keningmu untuk yang terakhir kalinya agar aku bisa cepat melupakanmu dan kau juga bisa melupakanku dengan tidak dalam keadaan bimbang.
Prapat Janji, 7 April 2017
0 Response to "Aku Ingin Memelukmu "
Post a Comment