Dulu aku yang menginginkan dirimu menjadi kekasihku dan aku selalu memohon belas kasihmu agar kau memberi satu kesempatan di waktu yang sangat panjang membuktikan rasa sayangku dan memantaskan menjadikanku kekasihmu. Selama aku berjuang mendapatkan hatimu, aku tidak pernah mempermasalahkan keegoisan dan perlakuanmu yang menganggapku hanya sebagai hiburanmu di kala kau sedang membutuhkan hiburan dari segala kegelisahanmu bersama kekasihmu.
Aku tahu kau hanya menomorduakanku atau lebih tepatnya aku hanyalah badutmu yang harus siap kapan saja kau menginginkan keceriaan atau mengusap air mata dan keresahanmu. Pernah terpikirkan olehku, sebelum mendapatkan hatimu dan perhatianmu, maka aku akan tetap menjalani semua ini dengan senang hati. Walau hatiku terluka, jika kau terus membanggakan kekasihmu dan teman-temanmu padaku. Kadang aku berpikir apakah aku tidak berarti dan tidak pernahkah terlintas untukmu memandangi mataku yang selalu terlukis indah wajahmu.
Kau terlalu mengagumkan dan senyumanmu teramat sulit untuk kulewatkan tanpamu. Setiap mataku memandangimu, aku selalu bahagia dan pikiranku melayang-layang membayangkan pertemuan kita akan terus berlanjut seperti sepasang kekasih. Namun, aku telah benar-benar lelah setelah kau tiada henti-hentinya memuja kekasihmu.
Aku lelah berjuang mendapatkan perhatianmu. Aku lelah mendengarkan puja-puji tentang kekasihmu. Aku lelah mendengar temanmu lebih hebat dari ceritaku yang sangat mendambakanku. Aku lelah dengan cerita-ceritamu. Aku lelah tidak berarti di saat kau sedang bersamaku.
Aku terlalu sibuk memikirkanmu padahal ada satu hati yang selalu memerhatikanku dan selalu menantikan mendapatkan senyumanku padanya. Kuharap kau bisa mengerti bahwa aku telah benar-benar lelah menantikanmu dan maafkan aku jika kau tidak lagi menjadi primadonaku. Bukan berarti aku tidak menyayangimu. Aku sayang padamu, dan mungkin sayangku melebihi rasa sayang kekasihmu padamu.
Aku tidak ingin menjadi sepertimu yang tidak memberi celah sedikit pun untuk kumasuki hatimu. Kau tidak pernah menanyai keadaanku di saat kita bertemu dan kau tidak pernah menanyai perasaanku ketika kau bercerita tentang kekasihmu. Maka, maafkan aku yang tidak akan ada lagi waktu yang bisa kau singgahi sesuka hatimu dan bisa kau bacakan satu cerita ke cerita lainnya yang masih satu menu yaitu tentang kekasihmu dan teman-temanmu.
Aku memang menyanyangi dan berhasrat menggantikan kekasihmu, rasanya akulah orang yang paling bahagia di dunia ini, jika bisa mendapatkan cinta dan perhatianmu. Namun, seiring waktu yang terus berjalan, tidak adil bila aku mengabaikan seseorang yang menantikan senyumanku bercahaya di matanya.
Sudah saatnya kau belajar tanpa diriku. Aku memang tidak pernah berarti bagimu. Ada satu cerita yang belum pernah kuceritakan padamu karena kau tidak pernah berharap aku memiliki cerita dan tidak mungkin juga ada kesempatan untukku bukan? Kita tidak akan pernah memahami dan mengerti seseorang teramat berarti bagi kita, sebelum kita kehilangannya.
Aku katakan yang terakhir kalinya padamu bahwa aku sangat menyayangimu dan menginginkanmu menjadi kekasihku. Aku pernah berjuang mendapatkan perhatianmu. Selamat tinggal, sudah sepantasnya aku belajar dan memahami. Ada seseorang yang sama sepertiku.
Prapat Janji, 2 April 2017
Aku tahu kau hanya menomorduakanku atau lebih tepatnya aku hanyalah badutmu yang harus siap kapan saja kau menginginkan keceriaan atau mengusap air mata dan keresahanmu. Pernah terpikirkan olehku, sebelum mendapatkan hatimu dan perhatianmu, maka aku akan tetap menjalani semua ini dengan senang hati. Walau hatiku terluka, jika kau terus membanggakan kekasihmu dan teman-temanmu padaku. Kadang aku berpikir apakah aku tidak berarti dan tidak pernahkah terlintas untukmu memandangi mataku yang selalu terlukis indah wajahmu.
Kau terlalu mengagumkan dan senyumanmu teramat sulit untuk kulewatkan tanpamu. Setiap mataku memandangimu, aku selalu bahagia dan pikiranku melayang-layang membayangkan pertemuan kita akan terus berlanjut seperti sepasang kekasih. Namun, aku telah benar-benar lelah setelah kau tiada henti-hentinya memuja kekasihmu.
Aku lelah berjuang mendapatkan perhatianmu. Aku lelah mendengarkan puja-puji tentang kekasihmu. Aku lelah mendengar temanmu lebih hebat dari ceritaku yang sangat mendambakanku. Aku lelah dengan cerita-ceritamu. Aku lelah tidak berarti di saat kau sedang bersamaku.
Aku terlalu sibuk memikirkanmu padahal ada satu hati yang selalu memerhatikanku dan selalu menantikan mendapatkan senyumanku padanya. Kuharap kau bisa mengerti bahwa aku telah benar-benar lelah menantikanmu dan maafkan aku jika kau tidak lagi menjadi primadonaku. Bukan berarti aku tidak menyayangimu. Aku sayang padamu, dan mungkin sayangku melebihi rasa sayang kekasihmu padamu.
Aku tidak ingin menjadi sepertimu yang tidak memberi celah sedikit pun untuk kumasuki hatimu. Kau tidak pernah menanyai keadaanku di saat kita bertemu dan kau tidak pernah menanyai perasaanku ketika kau bercerita tentang kekasihmu. Maka, maafkan aku yang tidak akan ada lagi waktu yang bisa kau singgahi sesuka hatimu dan bisa kau bacakan satu cerita ke cerita lainnya yang masih satu menu yaitu tentang kekasihmu dan teman-temanmu.
Aku memang menyanyangi dan berhasrat menggantikan kekasihmu, rasanya akulah orang yang paling bahagia di dunia ini, jika bisa mendapatkan cinta dan perhatianmu. Namun, seiring waktu yang terus berjalan, tidak adil bila aku mengabaikan seseorang yang menantikan senyumanku bercahaya di matanya.
Sudah saatnya kau belajar tanpa diriku. Aku memang tidak pernah berarti bagimu. Ada satu cerita yang belum pernah kuceritakan padamu karena kau tidak pernah berharap aku memiliki cerita dan tidak mungkin juga ada kesempatan untukku bukan? Kita tidak akan pernah memahami dan mengerti seseorang teramat berarti bagi kita, sebelum kita kehilangannya.
Aku katakan yang terakhir kalinya padamu bahwa aku sangat menyayangimu dan menginginkanmu menjadi kekasihku. Aku pernah berjuang mendapatkan perhatianmu. Selamat tinggal, sudah sepantasnya aku belajar dan memahami. Ada seseorang yang sama sepertiku.
Prapat Janji, 2 April 2017
0 Response to "Selamat Tinggal"
Post a Comment